PUPUK KOMPOS
Thursday, May 22, 2014

SEKILAS TENTANG PUPUK DAN KOMPOS


Kompos
Tumbuh, berkembang dan menghasilkan, itulah yang selalu diharapkan dari tanaman. Namun, sering hal itu tidak terjadi. Mengapa? Karena ada beberapa faktor yang harus dipenuhi seperti:
1. Pengolahan tanah yang baik
2. Pengairan yang cukup dengan sistem pembuangan air yang tepat
3. Pemilihan tanaman unggul
4. Ketepatan mengadakan pergiliran tanaman
5. Pemberantasan hama dan penyakit, serta
6. Penambahan unsur hara yang diperlukan tanaman
Dari beberapa faktor tersebut, disini penulis akan membahas mengenai faktor yang terakhir yaitu penambahan unsur hara. Faktor ini menjadi penting karena unsur hara ibarat makanan untuk manusia. Apabila makanan tidak tersedia atau tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan maka mahluk hidup tidak dapat berkembang dengan baik.

Didalam tanah memang sudah tersedia makanan secara ilmiah. Namun, karena alasan alamiah yang sama, tidak semua tanah menyediakan makanan yang cukup untuk masing-masing jenis tanaman. Oleh karena itu, tanah yang tidak menyediakan makanan perlu dibantu dengan menambah kadar makanan secara manual didalam tanah. Makanan tambahan ini bisa disebut dengan pupuk, sedangkan penambahan makanan tersebut disebut pemupukan.

A. Pupuk
Sebelum menambah zat hara (memupuk) untuk tanaman, perlulah mengetahui unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Unsur hara yang diperlukan tanaman dapat dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tanaman.
Ketiga golongan tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Unsur hara makro
Unsur hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, seperti Nitrogen (N), fosfor (P), dan potasium atau kalium (K)
2. Unsur hara sedang
Unsur hara sedang (sekunder) yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, seperti: sulfur/ belerang (S), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg)
3. Unsur hara mikro
Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, seperti: besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), khlor (Cl), boron (B), mangan (Mn) dan molibdenum (Mo)

Dengan mengetahui unsur-unsur tersebut maka perlulah memberikan tambahan makanan (unsur hara) yang sesuai atau yang dibutuhkan tanaman.
Seyogyanya, pupuk yang ada dipasaran cukup komplit, terdiri dari banyak jenis, ragam, dan bentuk. Berdasarkan bahan bakunya, jenis pupuk tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.

Pengertian pupuk organik
Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau atau hasil antara dari perubahan atau peruaraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan. Misalnya: bungkil, guano, tepung tulang, dan sebagainya. Karena pupuk organik berasal dari bahan organik yang mengandung segala macam unsur maka pupuk inipun hampir mengandung semua unsur (baik makro maupun mikro)

Ciri-ciri pupuk organik
1. Nitrogen terdapat dalam bentuk persenyawaan organik sehingga mudah dihisap tanaman.
2. Tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah.
3. Mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, misalnya hidratarang.
Pupuk organik kebanyakan tersedia dialam (terjadi secara ilmiah).
Contohnya: Kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, guano. Namun, ada beberapa yang dihasilkan oleh pabrik sehingga pupuk ini disebut pupuk buatan organik.
Pupuk organik ini pada umumnya berlabel NPF (Nature's Plant Food), Earth care, Agrirecycle. Di Indonesia, contohnya: PSBN (Pupuk Super Bionik) cair, PSBNP padat, OST Rajawali, Fine Compost, F 20001, dan Zeagro.

Pengertian pupuk anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk kimia (non-alami) yang selalu diproduksi oleh industri sehingga dikenal juga dengan nama pupuk buatan.
Pada umumnya, pupuk jenis ini berasal dari bahan dasar potreleum. Kandungan unsur hara dalam pupuk anorganik bermacam-macam. dan secara garis besar dibagi menjadi tiga golongan yaitu pupuk tunggal, pupuk majemuk serta pupuk Ca dan Mg.

Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung satu jenis unsur hara, misalnya pupuk N, pupuk P atau pupuk K. Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara, misalnya pupuk NPK + unsur mikro. Adapun  pupuk Ca dan Mg adalah pupuk yang hanya mengandung kalsium dan magnesium.

B. Kompos
Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos. Karena hadirnya pupuk organik ini sangat diharapkan, berarti kehadiran kompospun demikian. Sebenarnya, kompos bukanlah hal baru, nenek moyang kita sudah lama mengenalnya. Sejak berabad-abad silam, para leluhur sudah melakukan hal yang kurang lebih dengan praktik pengomposan modern.
Panen mereka berlimpah pada ladang yang baru saja dibuka dari sebuah hutan primer sebab ladng bekas hutan primer tersebut amat subur. Bagian atasnya merupakan tanah tumpukan humus yang terjadi dari pembusukan daun-daun, rumput yang hancur, kotoran hewan dan lain-lain.Dengan cara ini tanah bisa dipetahankan kesuburanya.

1. Apakah kompos itu?

Kompos adalah bahan-bahan organik (sampah organik) yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme (bakteri pembusuk) yang bekerja didalamnya, bahan-bahan organik tersebut seperti dedaunan, rumput, jerami, sisa-sisa ranting dan dahan, kotoran hewan, dan lain-lain.

Adapun kelangsungan hidup mikroorganisme tersebut didukung oleh keadaan lingkungan yang basah dan lembab. Dialam terbuka, kompos bisa terjadi dengan sendirinya, lewat proses alamiah. Namun proses tersebut berlangsung sangat lama, dapat mencapai puluhan tahun bahkan berabad-abad.

Padahal kebutuhan akan tanah yang subur sudah mendesak. Oleh karenanya, proses tersebut perlu dipercepat dengan bantuan manusia. Dengan cara yang baik, proses mempercepat pembuatan kompos berlangsung wajar sehingga bisa diperoleh kompos yang berkualitas baik. Dengan demikian, manusia tak perlu menunggu puluhan tahun, jika sewaktu-waktu kompos tersebut diperlukan.
Penggunaan kompos sebagai pupuk sangat baik karena dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah.
2. Memperbaiki struktur dan tekstur tanah.
3. Meningkatkan porositas, aerasi, dan komposisi mikroorganisme tanah.
4. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air.
5. Mempermudah pertumbuhan akar tanaman.
6. Menyimpan air tanah lebih lama.
7. Mencegah lapisan kering pada tanah.
8. Mencegah beberapa penyakit pada akar.
9. Menghemat pemakaian pupuk kimia dan atau pupuk buatan.
10. Menyediakan makanan bagi plankton yang menjadi makanan udang atau ikan.
11. Meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk kimia.
12. Menjadi salah satu alternatif pengganti (substitusi) pupuk kimia karena harganya lebih murah, berkualitas dan akrab lingkungan .
13. Bisa menjadi pupuk masa depan karena pemakaianya yang lebih hemat, sebagai contoh: untuk tanaman pangan hanya memerlukan 0,5kg meter kubik untuk tiap musim.
14. Bersifat multiguna karena bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pupuk organik yang diperkaya dengan mineral.
15. Bersifat multitahan karena bisa digunakan dilahan pertanian, perkebunan, reklamasi lahan kritis, padang golf dan lain-lain.
2. Kompos dan kesuburan tanah
Salah satu unsur pembentuk kesuburan tanah adalah bahan organik. Oleh karenanya, penambahan bahan organik kedalam tanah sangat penting. Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan kotoran hewan, sisa jutaan mahluk-mahluk kecil dan sebagainya.
Tanpa perubahan, unsur hara dalam bahan-bahan tersebut tetap dalam keadaan terikat sehingga tidak bisa diserap oleh tanaman. Selama proses perubahan dan peruraian bahan organik, unsur hara mengalami pembebasan dan menjadi bentuk larut yang bisa diserapi tanaman. Proses perubahan ini disebut pengomposan.
Bahan organik yang telah mengalami pengomposan mempunyai peran penting bagi perbaikan mutu dan sifat tanah. Berikut ini sejumlah peran penting tersebut:
1. Memperbesar daya ikat tanah yang berpasir (memperbaiki struktur tanah berpasir) sehingga tanah tidak terlalu berderai.
2. Memperbaiki struktur tanah liat atau berlempung sehingga tanah yang semula berat akan menjadi ringan.
3. Memperbesar kemampuan tanah dalam menampung air sehingga tanah dapat menyediakan air lebih banyak bagi tanaman.
4. Memperbaiki drainase dan atau tata udara tanah (terutama tanah yang berat) sehingga kandunga air mencukupi dan suhu tanah lebih stabil.
5. Meningkatkan pengaruh positif dari pupuk buatan (bahan organik menjadi penyeimbang bila pupuk nuatan membawa efek yang negatif)
6. Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara sehingga tanah menjadi lebih "perkasa" tidak mudah larut oleh air pengairan dan curah hujan.
Mengingat pentingnya fungsi bahan organik dan semakin intonsifnya menggunakan pupuk buatan di zaman modern ini maka perlu diperhatikan kebutuhan tanah akan bahan-bahan organik tersebut Salah satu kebutuhan itu bisa dipenuhi oleh kompos, selain pupuk organik lainya.

3. Kompos dan lingkungan hidup
Kita ketahui bahwa sebenarnya bahan baku pembuatan pupuk kompos adalah sampah. Sampah merupakan limbah padat yang sebagian orang menanggap tidak ada gunanya dan harus dibuang atau dikelola agar tidak mencemari lingkungan. Segala timbunan sampah yang semula tak berguna kini dapat Anda manfaatkan lagi (daur ulang).
Sebelum proses daur ulang dilaksanakan, sebaiknya sampah tersebut dipilah dahulu menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Sampah yang dapat langsung dipasarkan seperti: karton, kertas, besi, kaleng, dan botol.
2. Sampah organik seperti: rumput, sisa sayur, sisa makanan.
3. Sampah berbahaya dan beracun seperti:bekas suntikan bahan kimia, pecahan botol, dan baterai.
4. Pertanian hijau
Kompos sebagai bahan pupuk organik mempunyai masa depan yang cerah. Penggunaan berbagai pupuk organik dilahan pertanian terbukti telah dapat meningkatkan produksi. Kompos juga terbukti memperbaiki struktur dan keuburan tanah sebab dia berhasi mengikat unsur organik dalam tanah yang umumnya tinggal sekitar 1% dengan penggunaan pupuk organik, perbaikan akan terus berlangsung. Untuk sementara ini jika bisa menjadi 2% saja, sudah berarti merupakan kemajuan yang luar biasa.

Dengan kompos, maka kultur pertanian akan kembali ke bahan-bahan organik. Bahan organik yang mengandung lignin tinggi seperti: serbuk gergaji, ampas tebu, dan sampah daun akan memperbaiki struktur jaringan tanaman. Dari hasil uji coba pemupukan kompos pada padi, terbukti struktur jaringan tanaman menjadi kuat sehingga padi tidak perlu disemprot dengan pestida karena hama tidak tertarik untuk memangsanya.
Selain sampah, dalam pembuatan kompos, dapat juga menggunakan limbah lainya, baik dari peternakan atau pertanian lainya. Dengan memanfaatkan limbah tersebut maka ada gejala peradaban sehat kembali ke alam.

Artikel ini memiliki hak cipta, jika Anda adalah seorang pelajar dan sangat membutuhkan artikel ini untuk bahan diskusi, proposal dan sebagainya, silahkan masukkan email aktif Anda di kolom bawah, selanjutnya cek inbox Anda dan Ferivikasi..

Masukkan Email Anda: